Back
11 Aug 2015
FX Negara Berkembang Di Bawah Tekanan Menyusul Langkah PBoC - Societe Generale
FXStreet - Kit Juckes, Ahli Strategi di Societe Generale, mengulas langkah terbaru oleh PBoC.
Kutipan Penting
"Pengumuman PBoC ini dari 'devaluasi 1,9% dalam kurs referensi CNY terhadap dolar dijelaskan sebagai bagian dari pergeseran ke rezim penentuan penetapan lebih ditentukan pasar".
"Itu terlihat seperti sebuah langkah menuju 'managed float' (memungkinkan nilai tukar untuk bergerak naik atau turun tergantung pada penawaran dan permintaan di pasar valuta asing - tapi masih intervensi di pasar untuk memastikan kurs tidak bergerak di luar batas resmi yang dideklarasikan) yang mirip dengan apa yang mayoritas operasi bank sentral di Asia. Namun, perubahan teknis kurang eye catching daripada devaluasi kecil yang hanya dapat meningkatkan spekulasi bahwa renminbi sekarang akan bermain catch-up (atau catch-down) dengan pesaing utama China".
"Selama dua tahun terakhir, sejak Taper Tantrum musim panas, CNY telah menurun 3% terhadap dolar, namun yen jatuh 23%, Euro 18%, dan mata uang Asia lainnya telah jatuh antara 5 % (INR) dan 25% (IDR)".
"Sehubungan dengan pergerakan tersebut, penyesuaian China adalah langkah nyata yang tidak akan melakukan apapun untuk menghentikan perlambatan ekonomi".
"Apakah iya atau tidak PBoC bermaksud membuat langkah tersebu menjadi awal dari serangkaian langkah-langkah menuju mata uang yang lebih kompetitif, efek domino terhadap harga komoditas melemah dan mata uang lemah di pasar negara berkembang dan eksportir sumberdaya akan sulit untuk berhenti".
"Kami masih seperti jual NZD dan CAD dalam G10 meskipun pergerak lebih besar akan di negara berkembang, dan bersama dengan dolar, pemenang terbesar mungkin sterling, karena kasus Inggris untuk suku bunga lebih tinggi mungkin yang paling jelas di G10 pada saat ini".
Kutipan Penting
"Pengumuman PBoC ini dari 'devaluasi 1,9% dalam kurs referensi CNY terhadap dolar dijelaskan sebagai bagian dari pergeseran ke rezim penentuan penetapan lebih ditentukan pasar".
"Itu terlihat seperti sebuah langkah menuju 'managed float' (memungkinkan nilai tukar untuk bergerak naik atau turun tergantung pada penawaran dan permintaan di pasar valuta asing - tapi masih intervensi di pasar untuk memastikan kurs tidak bergerak di luar batas resmi yang dideklarasikan) yang mirip dengan apa yang mayoritas operasi bank sentral di Asia. Namun, perubahan teknis kurang eye catching daripada devaluasi kecil yang hanya dapat meningkatkan spekulasi bahwa renminbi sekarang akan bermain catch-up (atau catch-down) dengan pesaing utama China".
"Selama dua tahun terakhir, sejak Taper Tantrum musim panas, CNY telah menurun 3% terhadap dolar, namun yen jatuh 23%, Euro 18%, dan mata uang Asia lainnya telah jatuh antara 5 % (INR) dan 25% (IDR)".
"Sehubungan dengan pergerakan tersebut, penyesuaian China adalah langkah nyata yang tidak akan melakukan apapun untuk menghentikan perlambatan ekonomi".
"Apakah iya atau tidak PBoC bermaksud membuat langkah tersebu menjadi awal dari serangkaian langkah-langkah menuju mata uang yang lebih kompetitif, efek domino terhadap harga komoditas melemah dan mata uang lemah di pasar negara berkembang dan eksportir sumberdaya akan sulit untuk berhenti".
"Kami masih seperti jual NZD dan CAD dalam G10 meskipun pergerak lebih besar akan di negara berkembang, dan bersama dengan dolar, pemenang terbesar mungkin sterling, karena kasus Inggris untuk suku bunga lebih tinggi mungkin yang paling jelas di G10 pada saat ini".