Back

Harga Batu Bara Naik Didukung Kebijakan Pengekspor dan Penurunan Harga Acuan

  • Harga kontrak batu bara ICE Newcastle naik, dengan kontrak Juli 2025 mencapai USD 109 per ton, di tengah kebijakan dukungan dari negara pengekspor seperti Rusia.
  • Ekspor batu bara Indonesia turun 12% hingga Mei 2025, ke level terendah sejak 2022, akibat melemahnya permintaan dari Tiongkok, India, dan pasar utama lainnya.
  • Pemerintah Indonesia tetap dorong hilirisasi dan teknologi bersih, dengan cadangan batu bara nasional diproyeksikan cukup untuk 60 tahun ke depan.

Harga kontrak batu bara ICE Newcastle menguat pada perdagangan awal bulan di hari Senin ini. Kontrak Juni 2025 (LQM25) naik USD 2,20 ke level USD 105,50 per ton, sementara kontrak Juli 2025 (LQN25) melonjak USD 3,00 ke USD 109,00 per ton. Penguatan ini terjadi setelah serangkaian kebijakan pendukung dan penyesuaian harga oleh negara-negara eksportir utama.

Pemerintah Rusia, menurut laporan Reuters, telah mengumumkan penundaan pembayaran pajak dan asuransi batu bara hingga Desember 2025 serta membatasi dividen dan bonus manajemen. Restrukturisasi utang juga dipertimbangkan. Langkah ini diambil setelah ekspor batu bara Rusia turun 6% pada 2023, dengan lebih dari 80% pengiriman kini dialihkan ke Asia akibat sanksi dari Barat.

Indonesia juga menghadapi tekanan ekspor signifikan. Sepanjang Januari-Mei 2025, ekspor batu bara nasional turun 12% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi sekitar 188 juta metrik ton — level terendah sejak 2022. Penurunan terutama berasal dari Tiongkok dan India, yang masing-masing mengurangi pembelian sebesar 23% (20 juta ton) dan 14% (6,5 juta ton) karena meningkatnya produksi domestik.

Tidak hanya itu, delapan dari sepuluh pasar ekspor utama Indonesia, termasuk Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Filipina, juga mencatatkan penurunan permintaan sepanjang tahun berjalan. Sebagai respons, produsen batu bara Indonesia, bersama Australia, Rusia, Kolombia, dan Afrika Selatan, melakukan pemangkasan harga untuk menjaga daya saing di pasar global.

Di pasar domestik, Harga Batubara Acuan (HBA) Indonesia untuk periode pertama Juni 2025 tercatat sebesar USD 100,97 per ton, diturunkan dari USD 110,38, melanjutkan tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Perincian harga per kategori tercatat dengan HBA 1 (kalori tinggi): USD 77,59 (dari USD 76,62), HBA 2 (kalori sedang): USD 50,08 (dari USD 50,58), dan HBA 3 (kalori rendah): USD 35,47 (dari USD 35,42).

Meski berada dalam tekanan, batu bara masih menjadi tulang punggung energi nasional dan penerimaan negara. Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba), cadangan batubara nasional diprakirakan cukup untuk 60 tahun ke depan, dengan asumsi produksi tahunan stabil di angka 600 juta ton.

Dalam diskusi panel bertema "Masa Depan Batubara: Hilirisasi, Gasifikasi, dan Strategi Exit yang Adil", Dirjen Minerba, Tri Winarno, menegaskan peran penting batu bara tidak hanya dalam energi, tetapi juga penciptaan lapangan kerja dan kontribusi terhadap pendapatan negara. "Poinnya yang pengin kita sampaikan ini lah yang saat yang tepat untuk mengembangkan ini (batubara) sebagai salah satu energi yang bersih (clean coal technology) di Indonesia.”





Brent bertahan dalam kisaran, menghadapi resistance di dekat 50-DMA di $67 – Société Générale

Minyak mentah Brent terus konsolidasi dalam pola sideways, dengan momentum turun masih dominan. Pembentukan basis potensial bergantung pada bertahannya di atas terendah terbaru dan merebut kembali moving average kunci, catat para analis valas di Société Générale
Leia mais Previous

NZD/USD mungkin uji level resistance signifikan di 0,6030 – UOB Group

Di atas 0,6000, Dolar Selandia Baru (NZD) memiliki peluang untuk menguji level resistance signifikan di 0,6030, catat analis Valas UOB Group Quek Ser Leang dan Peter Chia
Leia mais Next