USD/IDR Ambruk, Rupiah Bertahan dengan Gagah di 15.704, Awasi IHK AS Malam Ini
- Rupiah Indonesia terus menunjukkan kekuatannya melawan Dolar AS di 15.704.
- Jika The Fed memangkas suku bunganya sebanyak dua kali tahun ini, Rupiah bisa menguat di bawah 16.100 per USD.
- IHK AS (MoM) yang lebih lemah dari prakiraan di bulan Juli dapat mendongkrak harapan akan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 bp.
Rupiah Indonesia (IDR) mampu dengan kuat menembus di bawah Simple Moving Average (SMA) 200 periode pada grafik harian dengan menyentuh terendah di 15.720 pada perdagangan kemarin. Pagi ini USD/IDR masih terjerembab di 15.704 setelah mencapai terendah sejauh ini di 15.677 pada pertengahan sesi Asia, merosot 0,18%.
Menurut Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar kepada CNBC, USD/IDR bisa mencapai level Rp16.100 per Dolar AS pada akhir tahun ini dengan kisaran perdagangan berada di antara Rp15.700-Rp16.200. Sementara grafik harian menunjukkan rentang perdagangan saat ini berada di kisaran 15.680-15.765 menjelang rilis data IHK AS, sebelum pasangan mata uang ini melanjutkan pelamahannya atau berbalik ke sisi atas.
Agus juga menambahkan, Rupiah bisa menguat di bawah dari 16.100 per Dolar AS jika susunan kabinet, terutama pada pos-pos ekonomi, dipersepsikan dengan baik sehingga akan menarik kembali para investor asing yang keluar di sepanjang bulan April hingga Juni untuk membeli aset-aset finansial Indonesia. Lalu, jika The Fed mengonfirmasi pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini dan jika DXY anjlok hingga mendekati level 100.
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak performa Dolar AS terhadap enam mata uang utama, anjlok ke 102,60 setelah rilis data Indeks Harga Produsen (IHP) AS yang lemah semalam.
Pada hari Selasa malam, Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (IHP) AS meningkat ke 2,2% YoY pada bulan Juli, lebih rendah dari 2,7% yang terlihat pada bulan Juni. Angka ini di bawah ekspektasi pasar yang mengharapkan peningkatan ke 2,3%. Sementara itu, IHP bulanan untuk periode yang sama meningkat 0,1% MoM di bawah angka bulan Juni sebesar 0,2%. IHP inti tahunan lebih rendah dari yang diharapkan, meningkat sebesar 2,4% pada bulan Juli tetapi lebih rendah dari estimasi sebesar 2,7%. Tingkat IHP inti bulanan tetap stabil.
Data yang lebih lemah tersebut membuktikan bahwa memang inflasi AS sedang menurun sehingga akan mendorong Federal Reserve untuk memulai siklus pelonggaran kebijakannya, yang akan memicu penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS.
Tim analis Commerzbank berpendapat bahwa, "Semua inflasi yang telah kita lihat dalam perekonomian AS dan semua inflasi yang akan dihasilkan oleh pemerintahan Trump ke depan (bila terpilih menjadi presiden selanjutnya) tidak akan lagi menjadi positif bagi USD, tetapi negatif. Tarif, pemotongan pajak, dan lain-lain akan menjadi tanda-tanda hilangnya daya beli USD. Dan karena pelemahan USD akan bersifat inflasional, maka spiral inflasi dan devaluasi USD dapat dengan mudah berkembang."
Selanjutnya, para pedagang akan mencermati data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS malam ini – akan dirilis pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB) – untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait jalur kebijakan The Fed yang dapat mengarahkan pasangan USD/IDR dalam jangka pendek.
IHK AS (MoM) pada bulan Juli diharapkan meningkat ke 0,2%, dibandingkan dengan penurunan 0,1% pada bulan Juni. Secara tahunan, inflasi IHK diharapkan turun ke 2,9% dari 3,0% pada bulan sebelumnya.
Jika IHK inti bulanan lebih lemah dari yang diprakirakan, para pelaku pasar akan tetap mengharapkan bahwa The Fed berpotensi memangkas suku bunganya sebesar 50 bp di bulan September, yang kemungkinan akan membuat USD berada di bawah tekanan jual lagi. Namun, jika data bulanan ini meningkat ke 0,3% atau lebih, pasar kemungkinan akan mengharapkan pemangkasan sebesar 25 basis poin, yang akan membuat USD menguat, seperti yang dilaporkan oleh Tim FXStreet.
Indikator Ekonomi
Indeks Harga Konsumen (Bln/Bln)
Kecenderungan inflasi atau deflasi diukur dengan menjumlahkan harga sekeranjang barang dan jasa secara berkala dan menyajikan datanya sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK). Data IHK dikumpulkan setiap bulan dan dirilis oleh Departemen Statistik Tenaga Kerja AS. Laporan bulanan ini membandingkan harga barang-barang pada bulan referensi dengan bulan sebelumnya. IHK Tidak termasuk Makanan & Energi tidak menyertakan komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif untuk memberikan pengukuran tekanan harga yang lebih akurat. Secara umum, angka yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sedangkan angka yang rendah dianggap sebagai bearish.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Rab Agu 14, 2024 12:30 GMT (19:30 WIB)
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 0.2%
Sebelumnya: -0,1%
Sumber: US Bureau of Labor Statistics
Federal Reserve AS memiliki mandat ganda untuk menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja. Berdasarkan mandat tersebut, inflasi harus berada pada kisaran 2% YoY dan telah menjadi pilar terlemah dari arahan bank sentral sejak dunia mengalami pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Tekanan harga terus meningkat di tengah permasalahan dan kemacetan rantai pasokan, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada pada level tertinggi dalam beberapa dekade. The Fed telah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi dan diprakirakan akan mempertahankan sikap agresif di masa mendatang.